By - - 0 Comments

Berbicara mengenai kesehatan mental, mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui dan peduli terhadap hal ini. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian itulah yang akhirnya membuat orang sering menyepelekan tentang kesehatan mental. Salah satu contohnya, ketika ada orang yang pergi ke psikolog atau psikiater karena merasa sudah tidak sanggup lagi menghadapi permasalahan dalam hidupnya, tetapi ia justru dianggap berlebihan bahkan dianggap gila.

Hal seperti itu seakan-akan sudah menjadi stigma dalam masyarakat. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang apa itu kesehatan mental, membuat masyarakat berpikiran sempit jika ada orang yang pergi ke psikolog atau psikiater. Padahal kesehatan mental yang buruk dan sudah sangat menganggu, jika tidak segera mendapat penanganan profesional lama-kelamaan dapat bertambah parah. Hal itu tentunya juga akan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan fisik.

Menjaga kesehatan mental itu penting layaknya menjaga kesehatan fisik. Kesehatan mental mempengaruhi kesehatan fisik begitu pun sebaliknya. Ketika kita kurang tidur karena banyak pikiran maka tubuh kita akan merasa lemas dan pusing. Sebaliknya ketika tubuh kita sakit maka kita tidak bisa berpikir dengan baik seperti saat tubuh kita sehat.

Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus lebih peduli terhadap kesehatan mental karena kesehatan mental bukan sesuatu hal yang remeh. Untuk memulainya kita dapat menambah pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental. Misalnya dengan cara mencari informasi seputar kesehatan mental. Selain itu, juga mulai peduli dengan kesehatan mental diri sendiri seperti berusaha untuk mengontrol emosi dan menanamkan pikiran positif pada diri sendiri. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan mental.

Jadi, jangan lagi memberikan stigma atau anggapan negatif terhadap kesehatan mental. Seperti ketika ada orang yang pergi ke psikolog atau psikiater, orang tersebut justru dianggap gila. Tidak semudah itu untuk mengatakan orang gila karena ia pergi ke psikolog atau psikiater. Jika masih ada stigma atau anggapan negatif semacam itu, menunjukkan betapa sempitnya pemikiran juga minimnya pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental.

Penulis : Dita Febriani (Mahasiswa Magang)