Buku berjudul Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? Karangan Khoirul Trian baru-baru ini ramai dibahas di TikTok. Pasalnya, buku ini punya banyak kutipan kata yang begitu mendalam tentang situasi fatherless.
Melalui akun TikTok-nya, sang penulis Khoirul Trian menyebut bukunya mampu membangkitkan nostalgia bagi pembaca dan mengingat kembali momen-momen bersama ayah.
Sebab, buku Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? Berbicara soal kondisi fatherless yang dialami oleh cukup banyak orang di Indonesia.
Fatherless adalah situasi di mana seorang anak tumbuh besar tanpa kehadiran sosok ayah, baik dalam arti sesungguhnya maupun kiasan.
Anak yang fatherless bisa saja kehilangan ayahnya karena meninggal dunia, perceraian, atau sebab-sebab lainnya. Namun, ada juga orang yang merasakan fatherless meskipun masih memiliki sosok ayah, biasanya karena kurangnya kehadiran sang ayah dalam hidup anak.
Lalu, seperti apa sinopsis dan isi dari buku Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? Yang mengangkat isu fatherless?
Sinopsis Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya?
Buku Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? ditulis melalui sudut pandang seorang anak yang kehilangan sosok ayah.
Buku ini dibagi menjadi lima bab dengan alur yang mengajak pembaca untuk merenung, merasakan, hingga akhirnya belajar mengikhlaskan ketiadaan sosok ayah dalam hidup.
Bagian awal dimulai dengan perjalanan emosional yang penuh dengan kebingungan serta kerinduan akan kehadiran seorang ayah.
Tanpa ayah sebagai figur pemimpin yang selama ini memberikannya bimbingan, sang anak merasa kelimpungan dan kehilangan arah dalam hidup.
Selain kisah yang dibawakan dalam bentuk naratif, Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? juga dilengkapi dengan halaman aktivitas yang membuat pembacanya dapat merasakan pengalaman interaktif selama menyelami buku ini. .
Berikut beberapa kutipan dari buku Ayah, Ini Arahnya ke Mana, Ya? yang sukses mencuri perhatian warganet di TikTok:
- “Ayah, lihatlah, fase terberat dalam hidupku kini kupikul sendirian. Aku yang sekarang tumbuh menjadi anak paling egois seperti yang orang lihat. Aku mau dibantu tapi aku gak pernah berani minta tolong.”
- “Ayah, hari ini aku kesepian dan gak tahu harus lari kemana lagi. Ayah, ini arahnya ke mana, ya? Anak kecil ini kehilangan jalan pulangnya.”
- “Ayah, ternyata benar ya. Setelah dewasa kita semua harus punya banyak uang. Harus bekerja lebih keras lagi, harus bertarung dengan isi kepala sendiri. Harus menyampingkan banyak keinginan untuk sekadar tetap bertahan hidup sampai bertemu pagi lagi.”
Tinggalkan Balasan