By - - 0 Comments

Semua anak tentunya pernah nakal dan melakukan hal buruk karena mereka masih dalam proses tumbuh dan berkembang. Namun, menurut situs MedlinePlus, perilaku buruk anak bisa mengindikasikan masalah besar jika perilaku itu terlalu kejam, agresif, mengganggu, tidak sesuai dengan usianya, atau jika perubahan perilaku berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami beberapa masalah perilaku pada anak. Berikut, lima masalah perilaku yang tidak boleh diabaikan orang tua:

  1. Kontrol impuls yang buruk

Impulsif dan sulit mengontrol emosi adalah hal yang normal pada balita. Namun,ketika itu terjadi pada anak yang lebih besar, bisa menjadi tanda oppositional defiant disorder (ODD). Diyakini, satu dari sepuluh anak memiliki ODD dengan gejala berupa perilaku marah, mudah marah, tantrum, dan tidak taat. Penyebab ODD ini bisa dikarenakan oleh kondisi psikologis maupun neurobiologis, sehingga anak perlu dibawa ke terapis atau dokter anak jika mengalaminya.

  1. Sulit memperhatikan sesuatu dan hiperaktif

Jika anak mengalami masalah terkait perhatian, bisa jadi anak memiliki gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). ADHD yang diperkirakan terjadi pada sekitar lima persen anak-anak di dunia ini diyakini bersifat neurologis dan ditandai dengan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, sulit mengendalikan perilakunya, dan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Jika diobati sejak awal dengan obat-obatan dan terapi, anak dengan ADHD dapat lebih mudah untuk fokus serta mengendalikan impuls, sehingga akan tumbuh dengan self esteem yang baik.

  1. Tidak mau menghormati orang lain

Terkadang, beberapa anak dapat menunjukkan rasa tidak hormat dan bersikap kasar terhadap orang tuanya, orang dewasa lain, maupun teman sebayanya. Memang, bersikap kasar adalah hal normal bagi anak kecil. Namun, orangtua perlu mencegahnya sebelum perilaku ini menjadi sebuah kebiasaan. Misalnya, menghentikannya sejak awal, atau mencontohkan apa itu perilaku hormat. Namun perlu diingat, anak akan lebih mudah belajar dari melihat contoh.

  1. Merengek berlebihan

Meski normal bagi anak kecil untuk merengek dan menangis karena frustrasi. Beberapa anak akan menggunakannya untuk mendapatkan apa yang diinginkan karena menyadari bahwa ia akan mendapat perhatian lebih saat melakukannya. Oleh karena itu, dokter anak di California Pacific Medical Center Laurel Schultz menyarankan agar orang tua memperhatikan anaknya saat ia tidak tertekan. Sebab, merengek dapat mengindikasikan bahwa anak merasa diabaikan.

  1. Tantrum terlalu sering

Meski setiap anak bisa melakukan tantrum saat keinginannya tidak terpenuhi, tantrum terlalu sering tanpa sebab yang jelas bisa menandakan bahwa ada masalah pada anak. Misalnya, autisme yang ditandai dengan keteraturan dan perilaku repetitif, yang dapat menyebabkan anak tantrum jika ada sesuatu yang mengganggu keteraturan itu. Selain itu, tantrum pada anak usia sekolah bisa mengindikasikan kesulitan belajar, kecemasan, hingga salah satu tanda depresi. Jadi jika merasa tantrum anak berlebihan, berkonsultasilah dengan tenaga profesional untuk mengetahui akar masalahnya.