By - - 0 Comments

Ada banyak jajanan dan kue tradisional khas Jawa Tengah.

Camilan dari Jawa Tengah ini memiliki bentuk yang sederhana tapi cita rasanya menggoda selera.

Sayangnya beberapa camilan ini semakin sulit ditemui karena penjualnya yang semakin sedikit dan tergeser camilan kekinian.

Berikut daftar 10 makanan ringan khas Jawa Tengah dalam buku “Jelajah Jawa Tengah”

1. Lumpia

Makanan khas dari Semarang ini terdiri dari kulit dan isi. Kulit lumpia dibuat dari adonan tepung terigu, putih telur, air, dan bumbu dalur.

Adonan ini kemudian didadar menjadi lembaran tipis.

Isi lumpia merupakan masakan sayur rebung yang ditumis dengan daging cincang, udang cincang, orak-arik telur, dan sayuran segar.

Lumpia biasanya disajikan bersama saus bercitarasa manis gurih dan cabai rawit serta bawang merah muda.

2. Getuk goreng sokaraja

Getuk satu ini berasal sari Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Getuk goreng pada awalnya ditemukan oleh Sanpirngad pada 1918.

Sewaktu itu, Sanpirngad dan istrinya berjualan nasi rames di sebuah warung kecil. Ia juga menjual sayuran dan beberapa jajanan lainnya, seperti mendoan dan getuk.

Suatu ketika getuk yang dijualnya tidak laku, tetapi ia merasa sayang jika harus membuangnya.

la pun tak kehabisan akal memutar caraagar getuk- getuk tersebut masih tetap dapat dikonsumsi dan dijual.

Lalu Pak Sanpirngad berinisiatif menggorengnya dengan menambahkan gula dan parutan kelapa. Di luar perkiraan, getuk goreng tersebut justru diminati dan laku keras di pasaran.

Getuk goreng masih banyak dijual dan menjadi makanan tradisional khas Sokaraja yang terkenal sampai saat ini.

3. Kue leker

Kue leker yang artinya sedap dalam Bahasa Belanda ini dibuat dari adonan tepung terigu dan beberapa bahan campuran.

Adonan tersebut kemudian dimasak dengan cetakan yang berbentuk seperti wajan kecil dan diberi pisang serta gula dan cokelat di tengahnya.

Alat dan proses pembuatan kue leker tersebut menjadikan kue leker memiliki pinggiran yang renyah dengan rasa gurih.

Sementara bagian tengahnya tidak terlalu renyah dengan rasa yang manis.

4. Enting-enting gepuk

Makanan ringan ini dibuat dari kacang, gula pasir, glukosa, dan sirup prambozen

Enting-enting gepuk merupakan makanan khas dari Kabupaten Salatiga.

Awalnya, enting-enting gepuk merupakan makanan tradisional orang-orang Tionghoa yang saat itu tinggal di Salatiga.

5. Molen Tawangmangu

Kalau sedang jalan-jalan ke Tawangmangu pasti akan sering melihat orang menjajakan molen.

Molen Tawangmangu merupakan makanan khas dari daerah Tawangmangu, sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang berada di kaki Gunung Lawu.

Camilan yang banyak dijual di sepanjang jalan Tawangmangu ini selalu diburu oleh wisatawan yang berkunjung ke Tawangmangu.

Molennya memiliki ukuran yang besar dibanding dengan molen di kawasan lainnya.

Roti Gambang atau Roti Ganjel Rel di Semarang, bentuknya sama, nama berbeda.

6.Roti ganjel rel

Dinamakan roti ganjel rel karena teksturnya yang bantat atau mengembang dan bentuknya yang serupa dengan ganjel atau bantalan rel kereta api pada masa kuno.

Sebagian masyarakat Semarang menyebut roti ganjel rel dengan roti gambang karena bentuknya juga dianggap mirip alat musik tradisional gambang.

7. Serabi

Serabi merupakan makanan khas dari Kota Solo. Serabi dibuat dari adonan tepung terigu yang dicampur dengan tepung beras dan santan.

Secara tradisional, serabi dimasak menggunakan cetakan yang terbuat dari gerabah dan dimasak menggunakan anglo.

Penggunaan cetakan dari gerabah dan anglo dengan bahan bakar arang ini memberikan rasa khas pada serabi.

Saat ini, para penjual serabi sudah banyak melakukan inovasi dengan menambahkan taburan berupa coklat, pisang, keju, dan sebagainya.

Di wilayah Sunda, makanan sejenis serabi dikenal dengan nama surabi.

8. Wingko Babat

Ilustrasi wingko babat, kue tradisional khas Lamongan. Sajikan dengan secangkir kopi

Wingko babat merupakan makanan ringan yang identik dengan Kota Semarang.

Sajian ringan yang berbentuk bulat pipih dengan rasa yang manis legit ini terkenal dijual di kawasan simpang lima dan di sekitar Stasiun Tawang Semarang.

Meski menjadi camilan yang identik dengan Kota Semarang. Namun, sebenarnya wingko babat berasal dari daerah Babat, sebuah desa kecil di Lamongan, Jawa Timur.

9. Meniran

Meniran dibuat dari menir atau yang disebut pecahan beras yang dimasak bersama santan.

Awalnya ditemukannya sajian ini bermula dari proses memasak beras.

Sebelum di masak biasanya beras dipilah dengan tampah untuk memisahkan beras yang bagus utuh dengan beras yang hancur.

Beras yang utuh ditanak menjadi nasi, sedangkan beras hancur bisa dimanfaatkan untuk membuat meniran.

Camilan yang dibungkus dengan daun pisang ini, sekarang sudah jarang ditemui di pasar tradisional.